Pemanfaatan Limbah Sampah Plastik Melalui Pembelajaran Seni Rupa Berbasis Karakter Kewirausahaan

Pada era globalisasi seperti sekarang ini diperlukan pendidikan yang bisa mencetak anak bangsa yang memiliki daya saing tinggi dan berpegang teguh pada karakter dan budaya bangsa, sehingga diharapkan pembelajaran yang diperoleh tidak hanya membekali  aspek intelektual saja, tetapi juga pada aspek penanaman karakter dengan harapan anak siap dan mampu beradaptasi dengan masyarakat dan dunia global. Istilah entrepreneurship sering dikaitkan dengan globalisasi. Entrepreneurship adalah  penerapan  kreativitas  dan inovasi  untuk  memecahkan  masalah dan  upaya  untuk  memanfaatkan peluang  yang  dihadapi. Kewirausahaan atau entrepreneurship merupakan gabungan dari  kreativitas,  inovasi  dan keberanian  menghadapi  risiko  yang dilakukan  dengan  cara  kerja  keras untuk  membentuk  dan  memelihara usaha  baru.

Menurut Zaharudin (2006:  4)  kewirausahaan  atau  entrepreneurship merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) atau mengadakan suatu perubahan atas  yang lama (inovasi) dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan  individu  dan  masyarakat. Kewirausahan  pada dasarnya  dapat dimaknai   jiwa  dari seseorang  yang  diekspresikan melalui  sikap  dan  perilaku  yang kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan.

Entrepreneurship  dalam konteks pendidikan bukan berarti mengajarkan  anak  untuk berwirausaha, berdagang atau  mencari  uang  saja, tetapi  lebih pada menumbuhkan  dan mengembangkan  sifat  atau  karakter yang  telah  ada  pada  diri  anak. Jadi entrepreneurship tidak dimaknai secara sempit tentang jiwa berbisnis saja. Pendidikan entrepreneurship  sendiri dapat  dimaknai  sebagai  pendidikan yang membekali anak agar memiliki keberanian,  kemandirian  serta keterampilan, sehingga meminimalkan  kegagalan  dalam usaha. Anak disiapkan untuk  tidak  bergantung pada orang lain, mampu menciptakan sesuatu, mampu memperjuangkan  kebahagiaan  dan mampu bersaing  secara  sehat.

Bercermin dengan penyelenggaraan pendidikan yang ada di lapangan, diharapkan tidak hanya menitik beratkan pada peningkatan kecerdasan intelektual saja, tetapi harus pada semua aspek pembentukan karakter. Berkaitan  dengan  karakter,  lembaga  pendidikan  saat  ini  telah mengintegrasikan  pendidikan  karakter  di  dalam  kurikulum.  Hal  ini  dikarenakan proses  pembelajaran  tidak  akan  dapat  terlepas  dari  kurikulum. Pendidikan  karakter  tidak  akan  dapat  terlepas  dari  peran  guru  sebagai  role model.   Seorang pendidik merupakan contoh di mata anak didik sehingga disadari atau  tidak,  anak  akan  cenderung  meniru  pendidik  seperti  cara  berbicara,  gerak gerik,  dan  tingkah  lakunya .

Berdasarkan pengalaman penulis selama bekerja sebagai Guru Seni Budaya di SMA Negeri 1 Kebomas Gresik, ditemukan beberapa masalah diantaranya adalah kurangnya pembentukan karakter entrepreneur pada dalam diri siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya inovasi pada materi pembelajaran pada mata pelajaran Kewirausahaan, pembelajaran Kewirausahaan belum menghasilkan sebuah produk yang bernilai jual tinggi. Sehingga hal ini berdampak pada rendahnya karakter berwirausaha. Padahal tidak semua siswa yang lulus dari SMA Negeri 1 Kebomas Gresik akan meneruskan ke jenjang Perguruan Tinggi.

Pemberian materi pembelajaran yang kreatif dan inovatif, serta didukung dengan media pembelajaran yang menarik dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Dari permasalahan tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah utama adalah mengenai materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, dengan menggunakan materi pembelajaran berbasis lingkungan diharapkan dapat meningkatkan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran seni rupa berbasis lingkungan merupakan suatu bentuk materi pembelajaran yang bersumber dari benda-benda yang ditemui sehari hari. Diharapkan Pembelajaran seni budaya berbasis lingkungan ini mampu membangun karakter kewirausahaan bagi siswa dengan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik. Sehingga permasalahan siswa dikelas dapat teratasi dengan adanya pembelajaran seni rupa berbasis lingkungan dalam upaya membangun karakter kewirausahaan.

Berdasarkan latar belakang diatas, artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Pemanfaatan Limbah sampah plastik melalui pembelajaran seni rupa berbasis kewirausahaan (2) Analisis Keterlaksanaan Pemanfaatan Limbah Sampah Plastik melalui Pembelajaran Seni Rupa Berbasis Kewirausahaan

Pelaksanaan Pembelajaran Seni Rupa Berbasis Kewirausahaan

Pada Kegiatan pemanfaatan limbah sampah plastik melalui pembelajaran seni rupa berbasis kewirausahaan memiliki beberapa tahapan kegiatan. Diawali dari kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasikan, serta mengomunikasikan. Pada tahapan kegiatan ini perlu adanya modifikasi kegiatan 5M yaitu mencipta serta menjual. Hal tersebut perlu dilakukan karena output hasil kegiatan ini diharapkan mampu menghasilkam ide-ide segar dari peserta didik dalam meningkatkan minat dalam berwirausaha

Mengamati peserta didik melakukan pengamatan karya seni 3 Dimensi yang ditunjukan oleh guru melalui LCD dengan berbagai sumber. Setelah kegiatan tersebut, peserta didik membaca Buku suplemen Seni Rupa berbasis Kewirausahaan tentang konsep dan prosedur membuat karya Seni Rupa 3 Dimensi. Guru meminta siswa untuk browsing mencari contoh-contoh desain karya Seni rupa 3 Dimensi di internet. Pada tahapan ini, guru juga menyebarkan angket tentang minat kewirausahaan kepada siswa.

Menanya, siswa mengumpulkan hasil pengamatannya tentang karya Seni Rupa 3 Dimensi dari internet atau sumber lain yang relevan. Dari kegiatan tersebut, para siswa mengajukan beberapa pertanyaan

Mengeksplorasi, siswa berusaha menggali dan mengumpulkan informasi tentang Seni Rupa 3 Dimensi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Siswa mengumpulkan informasi tentang langkah-langkah pembuatan karya Seni Rupa 3 Dimensi. Siswa juga mencari berbagai sumber lain yang relevan.

Mengasosiasikan, Dari data-data yang sudah dikumpulkan oleh siswa tentang langkah–langkah pembuatan karya Seni Rupa 3 Dimensi, peserta didik memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik yang terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen sendiri maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi sehingga terbentuk suatu persepsi baru tentang pengaplikasian karya seni rupa 3 Dimensi.

Mencipta, Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai desain dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara berkelompok, siswa membuat kesimpulan dengan cara mencipta menjadi sebuah karya Seni Rupa 3 Dimensi. Dalam pembuatan karya Seni Rupa, siswa dapat berkarya dengan beberapa cara.

Menjual, Peserta didik harus berusaha menjual/ memasarkan hasil karyanya kepada orang-orang disekitarnya dengan menghitung terlebih dahulu biaya produksi dan menentukan laba sehingga keuntungan yang diperoleh bisa lebih maksimal. Penjualan/ pemasaran dilakukan secara konvensional maupun online melalui media sosial yang ada. Dalam pembelajaran ini menggunakan instagram.

Mengomunikasikan langkah ini peserta didik diharapkan dapat mengomunikasikan dan merefleksikan tentang apa yang telah mereka pelajari dan alami pada langkah-langkah sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menjelaskan konsep produk, menjelaskan tampilan produk, menjelaskan inovasi produk, menjelaskan nilai tambah produk, serta menjelaskan tentang proses menjual.

Sumber : Vedrus Dwi Saputra, S.Pd